Baca.News – Baca Berita Online Terkini menyajikan informasi terbaru tentang Polimenorea: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya.
Anda juga bisa mencari berita terkait dalam kategori Tips ini, yang selalu terupdate setiap hari.
Baca.News adalah Website Baca Berita Online Terkini yang membahas banyak hal, mulai dari, pendidikan, ekonomi, bisnis, tutorial, politik, berita nasional dan Internasional.
Setiap informasi yang dipublikasikan pada situs baca.news kami cantumkan sumber serta link dari situs terpercaya dan anda bisa mengunjungi situsnya yang pada akhir artikel ini.
Simak artikel menarik lainnya seputar Bisnis dan Ekonomi, silahkan kunjungi situs kami di bisnis.baca.news
Berikut ini berita selengkapnya yang kami rangkum di bawah ini:
Polimenorea: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Berdasarkan informasi yang dikutip dari Biology Online, polimenorea juga disebut sebagai abnormal uterine bleeding (AUB) merupakan gangguan siklus menstruasi.
Polimenorea ditandai oleh siklus menstruasi dengan interval 21 hari atau kurang.
Siklus menstruasi yang pendek ini dapat disebut sebagai polimenorea jika telah terjadi selama lebih dari 3 siklus.
Kondisi ini tentu saja termasuk sesuatu yang tidak biasa karena menurut National Institutes of Health (NIH) siklus menstruasi normal untuk wanita adalah 21-35 hari.
Dengan masa perdarahan yang berlangsung selama 2-6 hari.
Baca Juga: 7 Gangguan Menstruasi yang Wajib Moms Ketahui
Gejala Polimenorea
Foto: Ilustrasi Polimenorea (Orami Photo Stock)
Mengutip laman Medical News Today, menstruasi lebih sering dan siklus yang lebih pendek dari biasanya berarti bahwa seseorang menderita polimenorea.
Beberapa orang mungkin juga menyadari hal ini jika mereka mengalami kesulitan untuk hamil.
Pada wanita yang mengalami polimenorea, ovulasi dapat terjadi lebih awal dari biasanya atau terjadi pada waktu yang tidak teratur selama siklus.
Beberapa wanita dengan polimenorea juga mungkin memiliki fase luteal yang lebih pendek. Fase luteal adalah saat tubuh mempersiapkan kehamilan.
Sebuah studi Annals of Epidemiology menunjukkan wanita berusia 21-45 tahun memiliki lebih sedikit peluang untuk hamil dalam satu siklus menstruasi yang kurang dari 26 hari.
Studi lain dalam PubMed menemukan, wanita dengan variabilitas siklus menstruasi yang tinggi memiliki kemungkinan 51% lebih rendah untuk hamil per siklusnya.
Jadi, jika seseorang atau bahkan Moms sendiri memerhatikan gejala lain yang mungkin menunjukkan polimenorea, maka harus berkonsultasi dengan dokter.
Baca Juga: Selain Hamil, Ini 6 Penyebab Telat Menstruasi yang Harus Diwaspadai
Penyebab Polimenorea
Terkadang tidak ada kelainan yang menyebabkan polimenorea karena kondisi siklus menstruasi pendek termasuk hal yang normal untuk beberapa wanita.
Hal ini karena pada waktu-waktu tertentu dalam kehidupan wanita, siklus menstruasi bisa jadi tidak teratur.
Kondisi ini bisa terjadi ketika wanita pertama kali mulai menstruasi selama masa pubertas, atau ketika mendekati akhir menstruasi saat menopause.
Namun, ada banyak juga penyebab yang mendasari polimenorea.
Penyebab polimenorea ini harus selalu diselidiki untuk melihat apakah dapat diobati atau tidak.
Terutama jika kondisi tersebut menyebabkan masalah kesuburan atau ketidaknyamanan pada wanita.
Berikut beberapa kondisi yang dapat menyebabkan polimenorea.
1. Stres
Foto: Stres Menyebabkan Polimenorea (Orami Photo Stock)
Stres adalah penyebab umum dari polimenorea serta kelainan menstruasi lainnya pada wanita.
Hal ini karena stres dapat mempengaruhi keseimbangan hormonal dalam tubuh. Untungnya, penyebabnya ringan dan masih bisa diobati.
Selain itu, ada juga obat yang tersedia untuk mengobati stres jika memang diperlukan.
Baca Juga: Tidak Hanya Enak, Ini Dia 5 Makanan yang Mampu Mengurangi Stres
2. Infeksi dan Penyakit Menular Seksual (PMS)
Foto: Ilustrasi Pasangan Sedih di Tempat Tidur
Infeksi, termasuk klamidia dan gonore, juga dapat menyebabkan polimenorea.
Selain mengalami gejala siklus menstruasi yang pendek, wanita dengan klamidia juga mungkin akan mengalami sakit perut yang parah dan keputihan.
Sementara gejala gonore lainnya adalah rasa gatal yang ekstrim di area vagina, sensasi terbakar saat buang air kecil, dan keputihan.
Kedua kondisi ini memang bisa diobati dengan antibiotik.
Namun, infeksi dan penyakit menular seksual harus didiagnosis dan diobati segera karena jika tidak, infeksi tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius.
Baca Juga: Ketahui 8 Jenis Penyakit Menular Seksual, Tak Hanya HIV/AIDS!
3. Endometriosis
Foto: Ilustrasi Endometriosis
Perlu Moms ketahui bahwa endometriosis adalah suatu kondisi di mana sel-sel yang biasanya melapisi rahim ditemukan di area lain seperti ovarium atau saluran tuba.
Endometriosis bisa diobati kok, Moms. Kondisi ini memiliki gejala sebagai berikut:
- Menstruasi yang berat dan nyeri
- Nyeri saat berhubungan badan
- Bercak di sela-sela menstruasi
- Kelainan siklus menstruasi
Baca Juga: Yuk, Ketahui Perbedaan Adenomyosis dan Endometriosis
4. Menopause
Foto: Ilustrasi Menopause
Menopause adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan waktu saat siklus menstruasi wanita berhenti secara permanen.
Ini biasanya terjadi pada wanita berusia akhir 40-an atau awal 50-an.
Menjelang masa ini (perimenopause), tubuh wanita mengalami perubahan hormonal besar-besaran yang dapat menyebabkan:
- Depresi
- Perubahan suasana hati
- Hot flashes
- Kelainan pada siklus menstruasi, seperti polimenorea
5. Penyebab Lainnya
Foto: Wanita Sakit Perut
Penyebab lain yang mendasari terjadinya polimenorea, termasuk hiperaktivitas kelenjar hipofisis anterior, yang menyebabkan:
Adanya penyakit sistemik, seperti penyakit hati, ginjal, anoreksia, obesitas, atau perubahan berat badan yang cepat juga dapat menyebabkan menstruasi tidak normal.
Sementara berdasarkan tinjauan pada tahun 2016 dalam Journal of Best Practice & Research Clinical Obstetrics & Gynaecology, beberapa penyebab polimenorea atau abnormal uterine bleeding (AUB) ini mungkin, termasuk:
- Fibroid
- Polip
- Adenomiosis, suatu kondisi di mana lapisan dalam rahim menembus dinding otot rahim
- Keganasan, yaitu adanya kanker atau tumor ganas
- Koagulopati, suatu kondisi di mana kemampuan darah untuk menggumpal berkurang
- Ovulasi
- Endometrium
- Iatrogenik, yang disebabkan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) atau obat-obatan hormon
Baca Juga: 15 Ciri-Ciri Rahim Bermasalah dan Penyebabnya, Moms Wajib Tahu!
Diagnosis Polimenorea
Foto: Diagnosis Polimenorea (Orami Photo Stocks)
Dalam mendiagnosis polimenorea, dokter biasanya akan mengambil riwayat kesehatan dan ginekolog Moms untuk melakukan pemeriksaan panggul.
Sehingga dapat memeriksa vagina, leher rahim, rahim, hingga ovarium.
Melansir Very Well Health, diagnosis juga akan mencakup pelacakan pola pendarahan untuk menentukan apakah Moms juga pernah mengalami gangguan menstruasi lain.
Selain polimenorea, pola perdarahan abnormal uterine bleeding (AUB) lainnya, meliputi:
- Oligomenore
- Amenore
- Menoragia
- Metrorrhagia
- Menometrorrhagia
- Pendarahan pascamenopause
- Perdarahan postcoital
Berdasarkan riwayat dan pemeriksaan fisik, dokter akan memutuskan tes diagnosis yang diperlukan. Tes ini bisa saja termasuk:
Baca Juga: Darah Menstruasi Sedikit, Aman atau Tidak?
Cara Mengatasi Polimenorea
Foto: Wanita di Kamar Mandi (unsplash.com)
Cara mengatasi polimenorea akan tergantung pada penyebab pendarahan.
Misalnya, jika Moms mengalami infeksi menular seksual, maka mungkin akan memerlukan pengobatan dengan antibiotik
Apabila Moms memiliki kanker rahim yang jinak, bisa jadi perlu diangkat untuk mengurangi pendarahan.
Satu hal yang jelas, bagi beberapa wanita, siklus menstruasi yang lebih pendek dari rata-rata merupakan hal normal sehingga tak perlu perawatan.
Namun, jika perdarahan menyebabkan anemia, dokter mungkin akan merekomendasikan kontrasepsi hormonal kombinasi untuk memperpanjang interval.
Sementara untuk pilihan lainnya, yaitu menggunakan metode kontrasepsi yang menghentikan menstruasi untuk sementara.
Itulah informasi seputar polimenorea atau abnormal uterine bleeding (AUB). Semoga Moms tidak bingung lagi, ya.
Kesimpulan
Itulah informasi tentang Polimenorea: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya yang bisa kami berikan, semoga bermanfaat.
Sumber berita selengkapnya bisa anda akses melalui link berikut ini: https://www.orami.co.id/magazine/polimenorea