BACA.NEWS – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau Bank BTN mencatat realisasi penyaluran kredit dan pembiayaan pada kuartal I-2023 mencapai sekitar Rp300 triliun.
Dilansir dari merdeka.com, Perolehan tersebut tumbuh 8,16 persen di bandingkan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp277,13 triliun.
“Di tengah situasi ketidakpastian ekonomi global yang berdampak pada beberapa sektor industri di Indonesia, Bank BTN pada kuartal I-2023 berhasil membukukan kinerja yang positif,” kata Direktur Utama Bank BTN, Nixon LP Napitupulu di Jakarta, Kamis (28/4).
Menurut Nixon, penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan pada kuartal I-2023, yaitu sebesar Rp264,57 triliun hingga akhir Maret 2023.
Baca juga: Review Aplikasi BTN Mobile Banking
Penyaluran KPR subsidi menjadi yang dominan dengan realisasi nilai sebesar Rp148,65 triliun, tumbuh 10,90 persen dari capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp134,04 triliun.
Sementara KPR non-subsidi tumbuh 5,37 persen dari yang sebelumnya Rp84,28 triliun menjadi Rp88,81 triliun.
Adapun rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) Bank BTN menunjukkan pergerakan positif. NPL Gross Bank BTN berada di level 3,54 persen, lebih rendah dari sebelumnya di level 3,6 persen.
Dana Pihak Ketiga
Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), nilainya naik 10,01 persen pada kuartal I-2023 bila di bandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yaitu sebesar Rp319,60 triliun dari yang sebelumnya Rp290,53 triliun.
Dari jumlah tersebut perolehan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) mencapai Rp166,80 triliun, naik sebesar 30,05 persen di bandingkan akhir Maret 2022 sebesar Rp128,26 triliun.
Baca juga: Janji Beri Dana Bergulir Rp 3 Miliar, Anies Dilaporkan ke Bawaslu
Kinerja positif juga terjadi pada capaian laba bersih perbankan. Sepanjang kuartal I-2023, laba bersih Bank BTN tumbuh hingga ke angka Rp801 miliar.
Sedangkan total aset Bank BTN hingga akhir Maret 2023 mengalami kenaikan 9,25 persen, yakni sebesar Rp401,50 triliun dari yang sebelumnya sebesar Rp367,51 triliun pada akhir Maret 2022.
“Kami optimistis hingga akhir tahun 2023, perseroan mampu meningkatkan kinerja sesuai target yang telah di tetapkan,” ujar Nixon